Sunday, July 14, 2013

Gaya Ndeso Bikin Jokowi Menang Mutlak di Pemilihan Presiden 2014

Minggu, 14 Juli 2013 18:48 WIB



Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri) menerima penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dari pendiri MURI, Jaya Suprana, saat upacara pelantikan massal camat dan lurah di halaman Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2013). Penghargaan MURI ini karena pelantikan pejabat lurah-camat dengan secara massal belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN




Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diyakini akan memenangkan pemilihan presiden 2014. Sebab seluruh prasyarat atribut ideal dimenangkan oleh Jokowi.


Demikian dikatakan Direktur Intrans (Institute For Transformation Studies) Saiful Haq di Galery Cafe, Jakarta, Minggu (14/7/2013). Hasil itu didapatkan dari survey Intrans dengan menggunakan metode kualitatif.


Riset tersebut melibatkan 150 orang responden yang dibagi dalam 10 kelompok Focus Group Discussion (FGD) dan diadakan pada bulan Mei-Juli 2013. Dalam setiap diskusi dilakukan pendalaman subtansi pertanyaan riset dengan menggunakan metode diskusi mendalam dengan dipandu oleh seorang fasilitator.


Saiful mengatakan minat dan sikap responden yang memenangkan Jokowi sebenarnya banyak dipengaruhi oleh atribut merakyat. Bukan dari rekam jejak dan keputusan politik yang diambil Jokowi.


"Tapi lebih banyak karena persepsi responden mengindentifikasi Jokowi sebagai rakyat kebanyakan dengan menggunakan bahasa "Ndeso" sebagai atribut yang berarti merakyat, jadi Jokowi sama dengan rakyat sama dengan ndeso," kata Saiful.


Sedangkan Direktur Imparsial Al-Araf menyarankan agar PDIP meninggalkan politik dinasti. "Saya tidak tahu bagaimana bila Megawati tidak memberikan izin bagi Jokowi. Jokowi juga tidak berani melanggar perintah partai meskipun ada yang menggoda," kata Al.


Sedangkan Sosiolog UGM Ari Sudjito menilai tidak ada figur fenomenal di dalam tubuh PDIP selain Jokowi. "Puan Maharani belum disiapkan menjadi capres, tapi kita lihat hasil pemlihan legislatif apakah besar di luar nilai Jokowi," katanya.


Ia mengatakan tidak ada alasan bagi PDIP untuk tidak memajukan Jokowi sebagai capres. Meskipun dengan konsekuensi Jokowi meninggalkan tugasnya di DKI Jakarta.


"Atau memajukan tokoh di luar Jokowi dengan kemungkinan kalah dari Prabowo," katanya. Diketahui selain Jokowi, tokoh yang berpeluang di Pilpres 2014 adalah Jusuf Kalla, Megawati, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Mahfud MD, Surya Paloh, Dahlan iskan dan Gita Wiryawan.


Penulis: Ferdinand Waskita


Editor: Widiyabuana Andarias


Bagi apa yang Anda baca dengan teman Anda.



| Social: * ON Social: * OFF | Option


No comments:

Post a Comment