Saturday, July 20, 2013

Jokowi diminta tindak tegas anak buah yang coba sogok wartawan


Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat, Toga Torop mencoba menyogok wartawan di depan umum agar keluhan seorang petugas kebersihan soal kecilnya honor yang diterima tak diberitakan. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan tindakan tersebut sangat tidak pantas. Menurutnya, Gubernur DKI Joko Widodo (Joko Widodo) harus bertindak tegas kepada anak buahnya itu." Jokowi harus mendisiplinkan anak buahnya, kenapa bisa sampai begitu," kata pria yang biasa disapa Bang Sani itu saat dihubungi TodaysNewsOurTakeCopperExclusiveHowt.blogspot.com, Sabtu (20/7).Apalagi, lanjut Sani, masalah sampah dan kebersihan sedang menjadi sorotan masyarakat. Harusnya, Dinas Kebersihan membangun tim yang solid dan terbuka terhadap masyarakat, bukan berupaya menyogok wartawan.Pihaknya mengaku akan memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. "Kita akan panggil untuk meminta penjelasan," katanya.Cerita penyogokan berawal ribuan petugas kebersihan dari lima wilayah ibu kota mengikuti acara buka puasa bersama di Cawan Monas, Jakarta. Dalam kegiatan itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) ikut hadir.Usai acara, salah seorang peserta lantas menghampiri Ahok dan mengeluhkan soal honornya yang kecil. Di depannya, Ahok lantas memanggil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin dan memberikan instruksi."Makanya bapak harus segera perbaiki kontrak kerja dengan swasta, enggak bisa seperti ini terus swasta," ucap Ahok kepada Unu.Pengakuan itu mendorong sejumlah wartawan untuk mewawancarai sosok pria bertopi hijau tersebut. Namun sayang, upaya itu tidak berhasil karena Unu melarang wartawan mendekatinya.Meski gagal, para jurnalis mencari peserta lain yang ikut dalam acara itu. Tak lama berselang, para wartawan pun berhasil menemui salah seorang pekerja kebersihan yang tidak mau disebut namanya.Pria yang bertugas di Kemayoran itu mengaku mendapat honor Rp 71 ribu per hari, dengan demikian dalam sebulan dia mendapat Rp 2,13 juta per bulan. Angka itu meningkat dibandingkan sebelum penetapan UMP DKI, dia hanya menerima Rp 52 ribu per hari.Di tengah wawancara, tiba-tiba Kepala Suku Dinas Jakarta Kebersihan Pusat, Toga Torop menggertak petugas kebersihan itu."Kamu bekerja atau tidak bekerja," tanya Toga kepada petugas tersebut dengan nada emosi, Jumat (19/7).Dengan mimik ketakutan, pria itu menjawab dengan terbata-bata. "Iya pak, bekerja," jawabnya singkat."Kenapa bilang kerja 24 jam? Kamu tahu siapa saya?" kata Toga."Iya pak saya tahu," jawab petugas itu.Melihat itu, para jurnalis bertanya soal sikapnya yang keras terhadap anak buah. Tanpa mengurangi amarahnya, Toga mengaku terpaksa karena diperintah Kadis Kebersihan, Unu. Sebab, ada seorang petugas yang mengaku dipekerjakan selama 24 jam nonstop.Tak hanya itu, Toga berupaya meyakinkan bahwa pria yang diwawancarai itu hanya menginginkan gaji besar. "Mereka itu cuma ingin gaji besar saja," ucapnya ketus.Tak berhenti sampai di sana, Toga lantas mencoba menyogok wartawan agar tidak memuat keluhan tersebut. "Ini ada uang buat beli kolak," ujarnya.Kontan saja, beberapa jurnalis pun langsung menolak sogokan Toga. Tak mau menyerah, secara terang-terangan dia meminta agar dihubungi sesaat menjelang Lebaran."Ya sudah, nanti Lebaran hubungi saya ya," lanjutnya.Tindakan yang dilakukan Toga ini sungguh ironis. Sebab, saat ini Jokowi dan Ahok tengah gencar memperbaiki birokrasi di lingkungan Pemprov DKI.


No comments:

Post a Comment